Fornografi film nasional cerminan fornografi manusia Indonesia

Rahma Azhari seperti dikutip dari Gosip Selebritis Artis Indonesia menyatakan:

Sineas tidak akan memproduksi film horor yang menampilkan adegan seks tanpa ada permintaan dari masyarakat.


“Semuanya kan tergantung penonton. Film-film itu nggak akan diproduksi kalau nggak banyak yang request."


Pernyataan Rahma tersebut ada benarnya. Kalau kita selaku penonton atau konsumen tidak menginginkan adanya adegan-adegan fornografi pada film nasional otomatis film nasional juga tidak akan membuat adegan-adegan seperti itu. Kalau kita tidak nonton, kenapa mereka bikin.

Jadi kalau memang menginginkan hilangnya pornografi dari ranah Indonesia, ya mulailah dari sendiri menghindari segala macam hal-hal yang berbau fornografi. Tetapi sebaliknya, banyak orang-orang yang katanya antipornografi, tapi diam-diam menyimpan adegan-adegan syur di PC pribadinya.

Ternyata aku pikun

Kalau dibilang tua sih, aku tidak juga. Tetapi kepikunanku sudah menjadi-jadi. Sering kali aku kehilangan anak kunci yang barusan aku pakai. Kehilangan HP yang baru digunakan. Dan sebagainya.

Malam ini kepikunan itu nyata kembali. Sewaktu PLN padam, aku bermain ke Klinik Adinda di sebelah, ngobrol-ngobrol dengan pasien. Hingga pukul 12 belum ada tanda-tanda listrik akan hidup. Akhirnya aku mengundurkan diri.

Saat akan tegak itulah, kusadari belakang celanaku kosong. Dompet hilang. Celakanya aku lupa, kapan terakhir dompet itu berada di sakuku. Jadi, kira-kira di mana hilangnya? Lebih pikun lagi, aku tahu celana yang saat itu aku pakai, sakunya dangkal. Biasa, kalau dompet tiba-tiba jatuh.

Dalam keadaan ekonomi yang agak lesu ini, sedikit uang sangat berarti. Maka aku pun berputar-putar. Tetapi, karena tidak ingat di mana terakhir aku menyentuh dompet, aku tidak tahu harus mulai mencari di mana. Padahal, mungkin saja dompet itu aku sembunyikan pada suatu tempat.

Ainur Bom, ada-ada saja

Inul Daratista bolak-balik ke Kepolisian. Pasalnya beredar SMS, "Sebarkan Info nya BOM YG MELEDAK MERKNYA "AINUR BOM" RAKITAN INUL RATU NGEBOM."

Finally, lights out reduced

After annoyed with the crisis of electricity in Riau which resulted in outages PLN up to 12 hours a day, it was only today aggravation diminishes. Now, already reduced rations die PLN light up to six hours of live coarse again.

Even so, there is no guarantee that this policy will be forever. Maybe just a few days longer, PLN back create a behavior.

However, PLN has already started to prove that guarantee that during Ramadan PLN will be normal, will happen. Fingers crossed.

Info Ghobro : Teknologi : Mati lampu berkurang